Kebangkitan Nasional adalah Masa dimana Bangkitnya Rasa dan Semangat Persatuan, Kesatuan, dan Nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang.
Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928).
Masa ini merupakan salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli.
Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928).
Masa ini merupakan salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli.
Berikut beberapa tokoh yang mempelopori Kebangkitan Nasional :
1. Ir. Soekarno
1. Ir. Soekarno
Tokoh berikutnya adalah Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno yang lebih dikenal dengan sebutan Bung Karno.
Sejujurnya
bukan tokoh kebangkitan nasional, tapi bagi saya, beliau berjasa besar
dalam Kebangkitan Nasional Indonesia. Kebangkitan Nasional bukan saja
pada masa berdirinya organisasi-organisasi pergerakan nasional, namun
hingga saat ini juga.
Soekarno
berjasa besar bagi bangsa Indonesia. Perjuangannya menjelang
detik-detik proklamasi tidak dapat dilupakan. Aktif dalam organisasi
PUTRA yang berjuang demi kemerdekaan bangsa Indonesia pun tidak dapat
dilupakan. Walaupun setelah kemerdekaan, pada masa demokrasi terpimpin
ia bertindak bagaikan diktator, semua jasanya tak dapat dilupa. Pada
saat agresi militer I ketika Indonesia terdesak, beliau memerintahkan
Syafrudin Prawiranegara untuk melanjutkan perjuangan Indonesia dengan
mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia.
Walaupun
dengan risiko ditangkap oleh Belanda karena kondisi Yogyakarta pada
saat itu masih sangat rawan. Inilah semangat perjuangan yang harus
dimiliki segenap bangsa.
2. Dr. Soetomo
Dr. Soetomo lahir di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 3 Oktober 1920, dan wafat di Padang Arafah, Arab Saudi pada tanggal 7 Oktober 1981 pada umur 61 tahun), lebih dikenal dengan sapaan akrab oleh rakyat sebagai Bung Tomo, adalah seorang pahlawan yang terkenal karena peranannya dalam membangkitkan semangat rakyat untuk melawan kembali para penjajah Belanda melalui tentara NICA, yang berakhir dengan pertempuran 10 November 1945 yang hingga kini dikenal/diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Dr. Soetomo pernah menjadi seorang jurnalis yang sukses. Kemudian ia bergabung dengan sejumlah kelompok politik dan sosial. Ketika ia terpilih pada 1944 untuk menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru yang disponsori Jepang, hampir tak seorang pun yang mengenal dia. Namun semua ini mempersiapkan Soetomo untuk peranannya yang sangat penting, ketika pada Oktober dan November 1945, ia menjadi salah satu Pemimpin yang menggerakkan dan membangkitkan semangat rakyat Surabaya, yang pada waktu itu Surabaya diserang habis-habisan oleh pasukan Inggris yang mendarat untuk melucutkan senjata tentara pendudukan Jepang dan membebaskan tawanan Eropa. Soetomo terutama sekali dikenang karena seruan-seruan pembukaannya di dalam siaran-siaran radionya yang penuh dengan emosi.
Meskipun Indonesia kalah dalam Pertempuran 10 November itu, kejadian ini tetap dicatat sebagai salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah Kemerdekaan Indonesia.
Meskipun Indonesia kalah dalam Pertempuran 10 November itu, kejadian ini tetap dicatat sebagai salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah Kemerdekaan Indonesia.
3. Ki Hajar Dewantara
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta dan wafat di Yogyakarta pada tanggal 26 April 1959 pada umur 69 tahun. Beliau dikenal dengan panggilan Ki Hajar Dewantara semenjak tahun 1922, adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda.
Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda..
Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, Tut Wuri Handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun emisi 1998.
Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda..
Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, Tut Wuri Handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun emisi 1998.
4. Tjipto Mangoenkoesoemo
Beliau merupakan dokter profesional yang cenderung lebih dikenal sebagai
tokoh pergerakan nasional. Bersama dengan Ki Hajar Dewantara dan Douwes
Dekker, beliau mendirikan partai politik Nationale Indische Partij.
Pada awalnya Dr. Cipto Mangunkusumo bergerak sebagai dokter pemerintahan
dibawah Belanda. Namun karena beberapa tulisannya dalam De Express yang
cenderung mengkritik kekejaman pemerintahan Belanda, akhirnya beliau
diberhentikan sebagai dokter pemerintahan.
Hal tersebut membuat beliau
semakin intens melakukan perjuangan. Bayangkan jika kita seperti beliau?
Mungkin kita malah akan mengemis-ngemis kembali meminta jabatan dengan
gaji layak tersebut kembali. Tapi beliau tidak, dengan sepenuh hati
memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo (Cipto Mangunkusumo) lahir di Ambarawa, Semarang tahun 1886 dan wafat di Jakarta pada tahun 1943 dengan umur 57 tahun. Beliau adalah seorang tokoh pergerakan kemerdekaan indonesia.
Bersama dengan Ernest Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara ia dikenal sebagai "Tiga Serangkai" yang banyak menyebarluaskan ide pemerintahan sendiri dan kritis terhadap pemerintahan penjajahan Hindia Belanda. Ia adalah tokoh dalam Indische Partij, suatu organisasi politik yang pertama kali mencetuskan ide pemerintahan sendiri di tangan penduduk setempat, bukan oleh Belanda.
Pada tahun 1913 ia dan kedua rekannya diasingkan oleh pemerintah kolonial ke Belanda akibat tulisan dan aktivitas politiknya, dan baru kembali 1917.
0 comments:
Post a Comment